Selasa, 22 Maret 2011

All About Bojan Krkic



Buah memang tak jatuh jauh dari pohonnya. Seperti banyak pemain sepakbola yang dibesarkan oleh lingkungan, Bojan Krkic (foto) lahir dengan darah sepakbola mengalir kental dalam tubuhnya.

Sang ayah, Bojan senior, adalah eks pemain klub terkenal Yugoslavia, Red Star Belgrade, yang merantau ke Katalunya dan menikahi wanita setempat. Pada 28 Agustus 1990, Bojan lahir di Linyola, barat laut Katalunya, dan sembilan tahun kemudian mulai menapaki jenjang karir sebagai pemain sepakbola.


Beruntung bagi Bojan, sang ayah bekerja sebagai pemantau bakat di Barcelona sejak 1997 dan di klub kebanggaan masyarakat Katalunya itu pula Bojan menimba ilmu sebagai pemain muda berbakat.

Nama Bojan mulai terkenal di kalangan tim taruna. Bermain sebagai penyerang dengan giringan bola yang mematikan, Bojan mencetak rata-rata tiga gol dalam satu pertandingan! Selama tujuh tahun menjadi kadet di akademi Barca, Bojan mencetak 889 gol. Memang lebih mudah mencetak gol di tingkat yunior, tapi Bojan terbukti memiliki keunggulan dalam hal konsistensi sejak usia dini.

Berkat rekor mengagumkan tersebut, Bojan disertakan dalam skuad timnas U-17 Spanyol pada Kejuaraan Eropa 2006 silam di Luksemburg. Pada saat yang sama, Bojan sudah kerap tampil di Barcelona B dan banyak mencetak gol menentukan. Barcelona meminta agar Bojan tidak disertakan dalam turnamen, tapi federasi sepakbola Spanyol (RFEF) bersikeras.

Di Luksemburg, dalam tujuh pertandingan yang dilalui Spanyol, Bojan tampil lima kali sebanyak 270 menit dan mencetak lima gol. Kemampuan Bojan mulai dikagumi banyak orang. Keseimbangan, penguasaan bola, visi, kecepatan, dan penyelesaian yang akurat adalah keunggulan yang dimiliki Bojan.

"Hanya sedikit pemain dengan sentuhan magis," ujar Pep Guardiola saat itu, "dan Bojan adalah salah satunya."

Segera setelah itu, Bojan tinggal tunggu waktu untuk tampil di timnas senior Barca. Peluang tiba ketika manajer Frank Rijkaard memainkannya sejak menit pertama pada pertandingan uji coba melawan klub Mesir Al-Ahly, akhir April 2007. Bojan mencetak gol dan mengundang pujian sebagai "pemain berbakat hebat, tenang, dan berkelas" dari sang pelatih.

Rijkaard tak ragu memutuskan masa depan pemain muda potensial seperti Bojan. Musim 2007-08, Bojan mulai berstatus sebagai anggota tim senior Barca. Debut resminya ditandai pada 16 September 2007 melawan Osasuna. Tiga hari kemudian, Bojan dimainkan pada pertandingan Liga Champions melawan Olympique Lyon saat menggantikan Lionel Messi pada menit ke-88. Bojan menjadi pemain termuda yang pernah diturunkan Barcelona di Liga Champions. Usianya saat itu 17 tahun dan 22 hari.

Sebulan setelahnya, Bojan sukses mengemas gol pertamanya untuk Azulgrana. Gol dibuat ke gawang Villarreal pada menit ke-25 dan menandakan namanya sebagai pencetak gol termuda sepanjang sejarah Barcelona di liga domestik.

Di ajang Liga Champions, Bojan menjadi pemain kelahiran 1990 pertama yang mencetak gol di kejuaraan antarklub paling bergengsi di Eropa itu ketika menjebol gawang Schalke 04, April 2008. Pada musim itu, Bojan total mencetak 10 gol untuk mematahkan rekor gol pada musim debut yang dipegang pujaan Real Madrid, Raul Gonzalez.

Kegemilangan yang dibangun sejak usia dini itu membuat Serbia dan Spanyol memperebutkan Bojan.

"Bojan akan menentukan tim yang dibelanya saat berusia 21," tukas sang ayah suatu ketika. "Masih banyak waktu sebelum memutuskan."

Tapi, ternyata bakat besar Bojan tak bisa menunggu. Awal Februari 2008, Luis Aragones memanggil Bojan ke skuad timnas Spanyol menjelang pertandingan persahabatan melawan Prancis. Jika dimainkan, Bojan tidak hanya menentukan masa depannya, tapi juga menjadi pemain termuda yang pernah berseragam La Furia Roja, memecahkan rekor Angel Zubieta yang sudah bertahan 70 tahun. Sayangnya, Bojan menderita sakit dan gagal memenuhi panggilan.

Menjelang Euro 2008, nama Bojan kembali disebut-sebut sebagai kandidat potensial untuk posisi striker. Alih-alih demikian, Bojan meminta Aragones untuk tidak menyertakannya, salah satu alasannya karena kelelahan menjalani musim kompetisi yang panjang.

Akhirnya, debut Bojan di timnas Spanyol terjadi juga pada September 2008, ketika Vicente del Bosque memainkannya pada sepuluh menit terakhir pada pertandingan melawan Armenia. Ketika masyarakat Serbia harus menelan kekecewaan karena kehilangan seorang calon idola, harapan masyarakat Spanyol justru melambung setinggi langit.

Tahun ini, usia Bojan memasuki 20 tahun dan tetap diandalkan dalam skuad tim. Apalagi, Barca masih berpeluang meraih tiga gelar juara sekaligus musim ini -- Primera Liga Spanyol, Copa del Rey, dan Liga Champions. Meski jarang dimainkan, Barcelona menolak melepas Bojan ke klub lain pada bursa transfer Januari lalu. Padahal, banyak klub besar berharap bisa diperkuat pemain sekelas Bojan.

Bersaing memperebutkan tempat di tim inti Barcelona memang tidak mudah. Tapi, jika Bojan memilih bersikap sabar, tentu tidak ada yang sebaik meraih banyak gelar juara bersama klub yang membesarkannya -- sekaligus salah satu klub terbaik dunia -- Barcelona.

1 komentar: